Pandemik Covid-19 yang entah kapan ujungnya berdampak ke segala aspek, termasuk pendidikan. Pembatasan jarak sosial pun mengharuskan kampus melaksanakan perkuliahan secara daring, sistem perkuliahan yang mungkin tidak asing ditelinga kita sejak dulu, namun banyak dari kita yang tidak siap baik secara psikologi maupun secara fasilitas. Salah satu ketidaksiapan itu terlihat dari kita yang mungkin awalnya kebingungan menggunakan beragam platform pertemuan daring, lalu kemudian terjebak dalam fase "kecanduan". Karena perubahan yang tiba-tiba inilah, berbagai kampus mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru demi mengadaptasi sistem perkuliahan daring yang diharapkan dapat memudahkan baik pengajar maupun mahasiswa. Ada yang membuat kebijakan sekadar berupa aturan-aturan pelaksanaan, ada pula yang langsung memberikan kebijakan berupa solusi atau aksi nyata misalnya memberikan subsidi kuota internet kepada mahasiswa. Tapi apa pun itu, yang namanya kebijakan, pasti ada pro dan kontra dari
(Seorang ibu-ibu sedang membalut donat dengan coklat) Di balik laki-laki sukses selalu ada istri hebat. Dan di balik kesuksesan kegiatan Blogger Camp di Makassar, ada ibu-ibu hebat yang bekerja setulus hati. Mereka adalah orang-orang bekerja di dapur, mempersiapkan makanan untuk para peserta dan panitia Blogger Camp . Kegiatan Blogger Camp yang dilangsungkan serentak di empat kota, termasuk Makassar dukung oleh Indosat dengan aplikasi barunya Indosat Love dan Net Media serta beberapa pihak lain. Sangat tepat panitia memilih PPLH Puntondo sebagai lokasi kegiatan karena tempatnya sunyi, cocok untuk para penulis, lingkungannya yang nyaman. “Ini namanya pepes tahu,” kata seorang staf dapur PPLH Puntondo sembari menambahkan isi talam. Ia tersenyum simpul lalu kembali duduk di kursi yang terletak di pojok ruangan. Ia begitu welcome menyambut peserta Blogger Camp Makassar. Dengan tertib peserta mengambil satu persatu makanan yang terletak di atas meja. Ada yang hanya mengam