Pandemik Covid-19 yang entah kapan ujungnya berdampak ke segala aspek, termasuk pendidikan. Pembatasan jarak sosial pun mengharuskan kampus melaksanakan perkuliahan secara daring, sistem perkuliahan yang mungkin tidak asing ditelinga kita sejak dulu, namun banyak dari kita yang tidak siap baik secara psikologi maupun secara fasilitas. Salah satu ketidaksiapan itu terlihat dari kita yang mungkin awalnya kebingungan menggunakan beragam platform pertemuan daring, lalu kemudian terjebak dalam fase "kecanduan". Karena perubahan yang tiba-tiba inilah, berbagai kampus mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru demi mengadaptasi sistem perkuliahan daring yang diharapkan dapat memudahkan baik pengajar maupun mahasiswa. Ada yang membuat kebijakan sekadar berupa aturan-aturan pelaksanaan, ada pula yang langsung memberikan kebijakan berupa solusi atau aksi nyata misalnya memberikan subsidi kuota internet kepada mahasiswa. Tapi apa pun itu, yang namanya kebijakan, pasti ada pro dan kontra dari
“Menulislah terus. Tulis apa pun
yang bisa kau tulis dalam blog mu. It doesn’t matter wrong or right. Karena
melalui tulisan-tulisanmu pada blog, kamu bisa melihat perkembangan menulismu.
Orang juga bisa menilaimu.” Kata mu suatu ketika.
Di atas anyaman daun lontar
Redup cahaya pelita menghapus gulita
Menghidupkan jiwa yang belum mati
Lubang hidungmu menghitam
Kau merintih
Tak apalah karena besok adalah Jumat
Dan aku segera tiba
Aku tak lagi segumpal darah
Komentar