Pandemik Covid-19 yang entah kapan ujungnya berdampak ke segala aspek, termasuk pendidikan. Pembatasan jarak sosial pun mengharuskan kampus melaksanakan perkuliahan secara daring, sistem perkuliahan yang mungkin tidak asing ditelinga kita sejak dulu, namun banyak dari kita yang tidak siap baik secara psikologi maupun secara fasilitas. Salah satu ketidaksiapan itu terlihat dari kita yang mungkin awalnya kebingungan menggunakan beragam platform pertemuan daring, lalu kemudian terjebak dalam fase "kecanduan". Karena perubahan yang tiba-tiba inilah, berbagai kampus mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru demi mengadaptasi sistem perkuliahan daring yang diharapkan dapat memudahkan baik pengajar maupun mahasiswa. Ada yang membuat kebijakan sekadar berupa aturan-aturan pelaksanaan, ada pula yang langsung memberikan kebijakan berupa solusi atau aksi nyata misalnya memberikan subsidi kuota internet kepada mahasiswa. Tapi apa pun itu, yang namanya kebijakan, pasti ada pro dan kontra dari
1
Satusatu hujan meluncur ke bumi
Aroma petrikor menelusuk hidung, lalu ke hati
Ah, menenangkan sekali
Hujan mengantar masa lalu
2
Seperti ritme piano, hujan sedang mengalunkan lagu klasik di atas atap
Saya bergegas ke kamar, membaca novel puitis di atas kasur tipis
Eh, menyenangkan sekali
Diam-diam saya berdoa, semoga hujannya awet
3
Hujan bersetia, mengurung Ibu dalam rumah
Gincu Ibu hampir-hampir rancu, ia terus mengomel
“Ih, menjengkelkan sekali,” kata Ibu
Matanya mendung
4
Dingin menyumsum, hujan tumpah ruah
“Air merendam persawahan”, kata
tetangga
Hati Bapak mengecut, dahinya mengerut
Diam-diam, butir air tumbuh di matanya
Makassar, 29 Desember 2015
Komentar