Pandemik Covid-19 yang entah kapan ujungnya berdampak ke segala aspek, termasuk pendidikan. Pembatasan jarak sosial pun mengharuskan kampus melaksanakan perkuliahan secara daring, sistem perkuliahan yang mungkin tidak asing ditelinga kita sejak dulu, namun banyak dari kita yang tidak siap baik secara psikologi maupun secara fasilitas. Salah satu ketidaksiapan itu terlihat dari kita yang mungkin awalnya kebingungan menggunakan beragam platform pertemuan daring, lalu kemudian terjebak dalam fase "kecanduan". Karena perubahan yang tiba-tiba inilah, berbagai kampus mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru demi mengadaptasi sistem perkuliahan daring yang diharapkan dapat memudahkan baik pengajar maupun mahasiswa. Ada yang membuat kebijakan sekadar berupa aturan-aturan pelaksanaan, ada pula yang langsung memberikan kebijakan berupa solusi atau aksi nyata misalnya memberikan subsidi kuota internet kepada mahasiswa. Tapi apa pun itu, yang namanya kebijakan, pasti ada pro dan kontra dari
Membuat puisi bukan perkara mudah, bahkan ketika diminta menulis puisi pahlawan untuk anak SD pun saya dibuat sedikit resah. At the end, karena tuntutan jadilah puisi se-worse ini. Saya selalu saja gagal menyusun kata-kata indah. Ah, untuk pahlawan, seperti kata Silas Papare, ia tak butuh pujian (kata-kata indaha), ia hanya ingin perjuangannya diteruskan. I present this poem for my nephew there, in Papua and also for those who had sacrificed for Indonesia, for us.
Mungkin tak banyak yang mengenal namamu
Engkau hanyalah seorang perawat yang dulu bekerja pada Belanda
Lantas Engkau berbalik menentang mereka
Kau memberontak melawan mereka yang ingin merebut tanah ini
Kau tak mengenal lelah meski keringat mengucur di wajahmu
Kau terus berjuang meski dikurung dalam penjara
Hingga kau berhasil mengusir Belanda dari tanah ini
Kau menyatukan Papua ke dalam NKRI
Silas Ayari Bonari Papare
Tanpamu, mungkin kami tak bisa berpijak di tanah Indonesia
Tanpamu, mungkin kami tak bisa belajar Bahasa Indonesia
Tanpamu, kami bukanlah apa-apa
Kini Belanda telah pergi
Tak ada lagi yang memerangi tanah ini
Tapi mengapa keturunanmu kini saling perang
Busur dan panah dilepaskan ke udara antar suku
Wahai Silas Papare,
Maafkan kami anak-anak Papua yang masih berkonflik
Wahai pahlawanku,
Kami tahu kau tak butuh disanjung dan dipuji
Karena kau hanya ingin perjuanganmu diteruskan.
*Selamat hari pahlawan
![]() |
pahlawancenter.com |
Komentar