Pandemik Covid-19 yang entah kapan ujungnya berdampak ke segala aspek, termasuk pendidikan. Pembatasan jarak sosial pun mengharuskan kampus melaksanakan perkuliahan secara daring, sistem perkuliahan yang mungkin tidak asing ditelinga kita sejak dulu, namun banyak dari kita yang tidak siap baik secara psikologi maupun secara fasilitas. Salah satu ketidaksiapan itu terlihat dari kita yang mungkin awalnya kebingungan menggunakan beragam platform pertemuan daring, lalu kemudian terjebak dalam fase "kecanduan". Karena perubahan yang tiba-tiba inilah, berbagai kampus mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru demi mengadaptasi sistem perkuliahan daring yang diharapkan dapat memudahkan baik pengajar maupun mahasiswa. Ada yang membuat kebijakan sekadar berupa aturan-aturan pelaksanaan, ada pula yang langsung memberikan kebijakan berupa solusi atau aksi nyata misalnya memberikan subsidi kuota internet kepada mahasiswa. Tapi apa pun itu, yang namanya kebijakan, pasti ada pro dan kontra dari
Musim dan musik adalah dua hal tak pernah sepakat untuk diciptakan se-ayah apalagi se-ibu, tapi selalu saja ada yang bisa memancing mereka bersepakat untuk mengunjungi manusia. Mereka mampu merasuki jiwa manusia, siapa pun yang ia kehendaki, siapa pun yang memintanya, mengobati hati yang pilu, atau malah sebaliknya, membuat manusia makin terpuruk dalam kesedihan, tak mampu berkutik. Kala titik-titik hujan masih malu-malu membasahi tanah merah yang masih basah, juga angin yang agak enggan bertiup membawa bisik-bisik suara yang dilahirkan gesekan, petikan, maupun dentuman. Anak-anak manusia duduk dalam kerumunan, membawa rasa yang tak terdefinisikan oleh siapa pun, kecuali hatinya, juga tuhannya. Berjuang keras meramu dan menimbang sesuatu yang dapat mengindahkan warna, bukan hanya MeJiKuHiBiNiU , tapi lebih banyak warna dan lebih indah dari pelangi. Jarum jam baru saja berjarak beberapa melimeter melewati angka satu, masih beberapa jam menuju “ PERISAI UNPLUGGED ”.